Sekretarisku yang Seksi

Senin, 24 Oktober 2016

http://situsceritadewasaterseru.blogspot.com/
Sekretarisku yang Seksi

Kumpulan Cerita Dewasa - kali ini menceritakan pengalaman sexs pribadi dari seorang Bos salah satu perusahaan di kota yang tidak disebutkan, dia melakukan Sex disebuah Hotel Bintang 5 dengan sekretarisnya yang amat sangat Sexy,binal, dan doyan Sex banget . Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Apa kabar para pembaca ??? semoga baik-baik aja yah kabarnya..hhe. Sebelum saya memulai Kisah Sex saya, perkenalkan nama saya Andi ( nama samaran), umur saya sekitar 32 tahun, tinggi saya cukup proposional yaitu sekitar 173 cm, berat badan sekitar 70 kg cukup ideal lah kalau menurutku. Yaudah langsung aja Cerita Dewasa Terupdate saya.hhe , saya adalah seorang bos disuatu perusahaan swasta yang tidak perlu disebutkan dimana kota dan nama kantornya. 

Pada hari itu, penampilan Sekretarisku yang bernama Desi berpenampilan lebih menarik dari biasanya, emang sih dia setiap haripun selalu terlihat menggairahkan, tapi hari ini lebih So WOW. Dia mengenakan blazer dan rok mini yang serba merah, sangat kontras dengan kulitnya yang putih dan mulus. Belum lagi lipsticknya yang merah senada dengan bibirnya yang mungil serta rambutnya yang agak pirang lurus terurai, membuat wajahnya yang jutek tapi menggemaskan itu makin nampak sensual, dijamin kalau para pembaca melihat sosok Sekretaris wanitaku ini nggk bakalan kuat nahan deh, yakin banget saya.hha. jangan ngiler dulu ya para pembaca. Singkat cerita aja nih, ketika itu dia kebelan lewat didepanku, dan saya,

“ Wuidihhhhhh…. Hari ini kamu kelihatan beda banget deh Des, lebih gimana gitu … seger banget deh ah dilihatnya ..hhe…“ pujiku padanya.

“ Iya dong bos kan hari ini ulang tahunku, jadi boleh dong tampil beda,? jawabnya sewaktu kupuji. 

“ Ooo… hari kamu ulang tahun, asik nih… kalau gitu pulang kantor nanti kita langsung makan-makan ya,? kataku lagi.

Tanpa menjawab diapun cuma mengangguk sembari dengan senyum manisnya. Singkat cerita aja n ih pembaca,akhirnya tibalah saat waktu pulang kantor, dan kami bergegas langsung menuju ke resto di sebuah hotel Bintag 5. Seperti biasa kamipun mengobrol sambil menikmati makanan yang kami pesan. Memang sih, hubunganku dengannya bukan hanya didalam lingkungan kerja saja, aku dan Desi mempunyai hubungan pribadi yang sangat spesial hhe… bisa dikatan Teman tapi gitu deh pokoknya. Aku sering ajak dia jalan, entah itu nonton atau sekedar ke cafe. Dari cerita-ceritanya, aku jadi tahu juga bahwa dia belum lama putus dengan cowoknya orang USA. Bahkan lebih jauh lagi, dia memberitahukan aku tentang bahaea dia sering melakukan Making Love selama pacaran dengan Pria USA itu, dan menurut dia gaya yang paling membuat dia puas adalah bila dia melakukan Posisi Sex Doggie style. Entah kenapa dia begitu terbuka padaku tentang privasinya.
Singkat cerita selesailah kita makan, kemudian akupun membuat surprise dengan memberinya hadiah menginap di hotel tersebut. Yang kebetulan hari itu hari Jumat sehingga dia tidak usah memikirkan kerja esok harinya karena sabtu dan minggu adalah hari libur. Kubertahukanlah hadiah menginap dihotel ini, dan…

“ Wahhhhh… ini beneran Bos, makasih bos ya kado ulang tahunya… ? bisiknya di telingaku sambil mengecup pipiku.

Kemudian aku mengantarnya dia ke kamarnay yang berada dilantai atas dan melanjutkan ngobrol sambil minum wine dikamarnya.

“ Des, kamu mau minta mado apa lagi dari aku, mumpung aku belum pulang ? tanyaku.

” Emmmm … minta pa yah… Oh iya aku minta 2 hal aja sama kamu bos, Pertama, Bos nggak usah pulang, dan yang kedua, Aku pengen gantian berperan menjadi bos malem ini aja, kan Bos biasa perintah aku, sekarang aku yang perintah Bos gantian ya !!! gimana Deal ?? pintanya dengan agak centil.

Sejenak aku terkaget mendengar permintaannya, dan baru kuingat cerita dia yang suka mendominasi pacarnya tadi. Karena dia berulang tahun hari ini dan aku jua sayang pada dia sembari penasaran juga, setelah terdiam sejenak aku langsung mengiyakan permintaanya.

“ Ok deh deal, kupenuhi permintaanmu bosku yang cantik, sekarang aku siap melakukan apa saja yang bos perintah, oh iya jangan panggil aku Bos lagi ya,? Ujar candaku padanya.

Layaknya Bos dan anak buahnya kamupun mulai bermain sandiwara. Dengan tetap duduk dan menyulut rokok, Desi mulai memerankan dirinya sebagai bos dengan wajah yang jutek dan itu pantas sekali diperankannya.

“ Oke Ndi kamu malam ini kamu menjadi anak buahku,kamu harus turuti semua perintah bosmu ini. Sekarang aku mau kamu lucuti seluruh pakaianmu sambil berdiri dihadapanku !!!! uajrnya padaku.

Perintah Desi membuatku kaget setengah mati, akupun teriam sejenak, lalu,

“ Hahhhhh…. buka semuanya ini bos, Bos serius ini?? tanyaku lagi padanya,karena aku ragu.

“ Iyalah buka semunya !!! kenapa ??? kamu mau ngebantah perintah Bosmu ??? ujarnya padaku dengan profesional layaknya bos sungguhan.

“ I…ii… iya bos, saya siap menerima perintah bos, “ jawabku terbata-bata sembari berdiri pelan-pelan mulai melucuti satu persatu pakaianku mirip penari striptis.

Bersamaan dengan lepasnya pakaian terakhirku alias CD-ku, kulihat Desi menatap batang kemaluanku yang masih belum bangkit sambil mengepulkan asap rokoknya. Karena risih, kusilangkan kedua tanganku menutupinya. Namun tiba-tiba Desi beranjak dari tempat duduknya lalu mengambil ikat pinggang di celanaku. Tangannya kemudian menarik paksa kedua tanganku ke belakang dan diikatnya dengan ikat pinggangku. 

“ Nah gini dong nurut sama perintah bos, beginikanterlihat lebih okey, “ katanya lagi sembari duduk kembali di sofa.

Kemudian diapun menyilangkan kakinya yang ramping itu agak tinggi sehingga rok mini merahnya makin naik ke atas. Spontan kelakianku mulai bangkit perlahan-lahan melihat pemandangan indah pahanya yang putih mulus serta padat berisi itu. Dan memang ini yang diharapkannya.

“ Andi… cepat tunujukin seberapa besar Penis kamu pada Bos,!!!” katanya lagi yang dilanjutkan dengan diluruskannya kakinya ke depan hingga ujung sepatunya yang runcing menempel di batang kemaluanku.

Dengan posisiku yang masih berdiri dengan tangan terikat, makin tak karuan perasaanku. Gesekan-gesekan ujung sepatunya di kemaluanku membangkitkan sensasi tersendiri dan malah justru membuatku ingin terus mengikuti permainannya. Sesekali diputar-putarnya sepatunya mengelilingi batang kemaluaku yang makin mengeras sambil terkadang mempertontonkan keindahan pahanya dengan membuka sedikit kaki satunya. Tiba-tiba, Desi menghentikan kegiatannya dan menarik kakinya kembali. Dan mengatakan,

“ Kenapa wajah kamu seperti itu, Keenakan kamu ya Ndi, sekarang berlutut didepanku !!! ujarnya padaku.
Semua perintah Desi yang diperintahkan padakupun kuturuti tanpa membangkang sedikitpun, kemudian dia,

“ Heh kamu Andi, kamu harus berterima kasih sama sepatu ini yang membuatmu keenakan, “ ujarnya lai padaku. 

Tanpa memeberiku kesempatan untuk menjawab,menjawab, Dia menyodorkanlah sepatu itu kearah mukaku, sembari dia melepas sepatunya yang berhak tinggi itu, dan dia,

“ Cepetankamu berterima kasih dengan sama sepatu ini dengan cara mencium sepatu ini !!!” perintahnya dengan tegas padaku.

Belum sempat aku mneghelak nafasku, lubang sepatunya sudah menutupi hidung dan mulutku sehingga aku menghirup langsung aroma khas di dalamnya yang makin membangkitkan nafsuku. Tangannya terus menekan sepatunya ke mukaku dan tak membiarkan aku menghirup udara segar, sementara aku tak berdaya dengan posisi berlutut dan tangan terikat. 

“ Nihhhh… Enakkan bau sepatu Bosmu ini ? kamu pasti lebih suka lagi sama yang memakai sepatu ini deh? katanya sambil menarik sepatunya dari mukaku.

Dengan cepat Desi diangkatnya kaki kanannya lurus ke depan hingga kakinya hanya beberapa centi saja di depan mukaku. Kutatap sejenak kakinya yang indah dan bersih itu. Jari-jarinya mungil dan putih, kontras sekali dengan Kutexnya yang merah merona.

“ Andi… !!! cepetan..!!! tunggu apa lagi..? buruan cium kakiku !!! printah tegasnya lagi padaku.

“ Ba… ba… baiik… baik Bos,? jawabku sambil perlahan menundukkan kepalaku menghampiri kakinya.

Aku mulai mendaratkan bibirku di punggung kakinya dan kugeser pelan dari atas ke bawah sambil merasakan kehalusan kulitnya. Dari situ kugeser lagi bibirku ke samping kakinya hingga ke mata kaki yang membuatnya menggelinjang kegelian. Desi nampak sangat menikmatinya sambil terus mengepulkan asap rokoknya. Dinaikkannya sedikit kakinya agar aku bisa menciumi telapak kakinya yang berlekuk indah itu. Desi makin kegelian dan mulai merintih pelan waktu kucium sepanjang telapak kakinya yang beraroma khas, namun justru makin membangkitkan nafsuku.

“ Ayo, jilatin kakiku, cepet julurkan lidahmu !!! perintahnya lagi yang langsung kukerjakan dengan penuh nafsu.

Dari jilatan panjang telapak kakinya, kuakhiri di bawah jari-jari kakinya yang membuat Desi menggeliat dan menarik kakinya mundur. 

“ Sekarang buka mulut kamu !!!!! perintahnya.

Belum Sempat mulutku terbuka semua, ujung kakinya didorongnya masuk sehingga jari-jari kakinya yang mungil berada di mulutku sampai aku gelagepan. Tanpa menunggu perintahnya, kumainkan lidahku disela-sela jarinya sambil sesekali menghisapnya. Kulihat kepala Desi menengadah ke atas, tanda menahan geli yang sangat. 

“ Sekarang emutin satu persatu jariku !!! demikian liar pintanya.

Lalu sambil kuhisap satu demi satu, diam-diam Desi membuka sepatu kaki kirinya dan langsung mengarahkannya ke hidungku yang bebas, lalu menjepitkan jari-jarinya di situ. Kini lengkap sudah kedua kakinya yang mungil itu terlayani sekaligus. Satu di mulutku dan satunya di hidungku. Sementara itu, aku makin bisa menikmati permainan yang penuh sensasi ini, bahkan makin penasaran menunggu perintah selanjutnya. Kegiatan tadi cukup membuatnya berkeringat, walaupun AC di kamar cukup dingin. Desi sekonyong-konyong menghentikan permainannya dan berdiri meninggalkanku yang masih dalam posisi berlutut. Dari kejauhan kulihat dia mulai melepas blazer dan bajunya sekaligus, sementara BH dan rok mininya masih dibiarkan menempel.

“ Andi, coba kamu kemari deh !!! teriaknya dari depan lemari kamar.

Aku kemudian menghampirinya dan berdiri di belakangnya.

“ Kamu lihat nggak badanku berkeringat, ayo jilatin biar keringatku kering !!! perintahnya lagi,

Desi selalu memberi Perintah yang semakin menggila dan membuatku kaget. Namun aku yang tak berdaya dengan tangan masih terikat ini cuma bisa memenuhi permintaannya saja. Dari posisiku berdiri, kembali batang kemaluanku berdenyut-denyut memandang kemulusan kulit tubuhnya bagian atas yang putih bersih serta mengkilap karena keringatnya. Dan waktu kutempelkan bibirku di bahunya, tercium aroma tubuhnya yang sangat merangsang gairahku. Campuran antara parfum dan keringatnya ini membuatku tak langsung menjilatinya, namun kugunakan hidung dan bibirku terlebih dahulu untuk menghirup sepuas-puasnya keharuman tubuhnya. Desipun tak menolak, bahkan menggeliatkan tubuhnya waktu ciumanku berpindah dari bahunya ke sepanjang lehernya yang putih mulus. Tak kulewatkan gigitan-gigitan kecil di telinganya sebelum Desi menyibakkan rambutnya dengan tangan kirinya memintaku turun ke tengkuknya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu.

Mulailah dari situ, lidahku mulai menari-nari dengan turus turun menyusuri punggungnya yang mengkilap hingga ke atas rok mininya yang masih menempel kencang. Wajahku lalu kugerakkan ke arah pinggangnya yang ramping, dan waktu Desi menggeliat dengan kedua tangan ke atas, wajahku kugeserkan ke atas menuju ketiaknya yang terbuka lebar. Desi makin menggelinjang waktu bibir dan hidungku berputar-putar di ketiaknya yang putih bersih tanpa bulu itu, sampai-sampai lengannya dirapatkan kembali hingga kepalaku terhimpit di situ. 

“ Ssssshhgg… aaaaaah…. Mulai nakal kamu yah… Eummmmm… ohhh…,? desah Sylvi sambil menahan geli. 

Tak banyak yang bisa kulakukan kecuali menghirup aromanya yang penuh sensualitas itu. Entah apa lagi yang akan dilakukannya. Desi melepaskan kepalaku tiba-tiba lalu berbalik dan menyuruhku kembali berlutut. Dengan gerakan refleks, tangannya masuk ke dalam rok mininya dan menarik celana dalamnya ke bawah. Begitu lepas, Desi langsung merenggangkan kakinya dan mengangkat sedikit demi sedikit rok mininya dengan kedua tangannya, hingga muncul pemandangan indah tepat di depan wajahku. Bagian bawah kemaluannya nampak mengintip di balik rok mininya yang tersingkap. Batang kemaluanku makin keras memandangnya, apalagi dibarengi dengan liukan-liukan erotis pinggulnya yang menggodaku.

“ Hayooo Kamu nglihatin Memek aku ya, pasti kamu ingin merasakannya kan??? Ayo, tunggu apa lagi, Jilatin sepuas kamu !!! katanya keras sambil menjambak rambutku dan menariknya ke dalam rok mininya.

Terbenamlah wajahku jadi di selangkangannya dengan posisi terus berlutut dan kedua tanganku yang masih terikat ke belakang. Mulailah bibir dan lidahku menjalankan tugasnya dengan melumat liang kemaluannya yang ternyata sudah basah sedari tadi. Aroma khasnya di situ makin membangkitkan nafsuku untuk memainkan lidahku dengan liar. dan membuat liukan-liukan Desi menjadi makin tak karuan menahan nikmat yang tiada tara. Kadang-kadang kakinya bergetar waktu bibirku menemukan clitorisnya dan mengemutnya lembut.

Merasa tak tahan lagi, Desi malah menaikkan kaki kirinya ke atas meja koper di sampingnya, sehingga praktis rok mininya tak menutupi apa-apa lagi. Liang kemaluannya makin terbuka lebar yang membuat lidahku makin leluasa menjilat dan mengemut segala sudutnya. Tangannya makin keras menjambak rambutku ikut mengatur gerakan-gerakan kepalaku di selangkangannya, sampai akhirnya dengan sekuat tenaga ditekannya dalam-dalam wajahku dibarengi dengan hentakan-hentakan pinggulnya yang hebat.

“ Ahhhh… Ssssshhh… aghhhhh…,? desahnya mulai terdengar.

Desah Desi menandakan bahwa dia telah mencapai puncak kenikmatannya. Kemudian kedua pahanya menghimpit keras kepalaku beberapa saat lamanya. Sementara itu wajahku pun tak bisa banyak bergerak dan hanya bisa menikmati hangatnya cairan yang membanjir dari liang kewanitaannya. Pelan-pelan himpitannya pahanya mengendur, lalu dia menyuruhku duduk di kursi tegak di depan meja rias. Desi tetap tak membuka ikatan tanganku, bahkan memindahkannya ke belakang kursi, sehingga posisiku mirip orang tahanan yang sedang diinterogasi. Bedanya aku dalam keadaan bugil total dengan batang kemaluanku yang berdiri tegak dan sulit turun, apalagi melihat di kaca rias, Desi mulai memerosotkan rok mini merahnya di sebelahku.

Lalu 10 menit kemudian Desi membuat kejutan lagi dengan segera duduk di meja rias depanku dengan posisi kaki mengangkang dan tangan menumpu ke belakang. Sengaja rupanya dia berbuat begitu agar aku makin tersiksa memandang segarnya kemaluan wanita muda ini serta keindahan tubuhnya tanpa bisa berbuat apa-apa, walaupun masih tersisa BH mini hitamnya yang membuat buah dadanya menyembul bak hendak keluar. Tetap masih dengan liukan-liukan erotisnya dengan wajahnya yang dingin penuh sensualitas menatapku, pelan-pelan kedua kakinya diturunkan sambil memajukan tubuhnya hingga kakinya terkangkang menghimpit pinggir kursi yang kududuki. Ingin rasanya segera kutusukkan batang kemaluanku yang tepat berada di bawah kemaluannya, namun Desi punya sensasi lain. 

Mataku yang kini tepat di depan buah dadanya harus memandang gerakan tangannya yang perlahan ke belakang, membuka kaitan BH-nya dan melemparnya jauh. Kedua tangannya lalu dilepaskannya ke samping sambil lebih menegakkan badannya membiarkan mataku tak berkedip memandang kedua bukitnya yang tak begitu besar namun bulat padat dan mancung ke depan. Putingnya yang nampak menegang berwarna merah muda itu sangat kontras sekali dengan warna kulitnya yang putih mulus. Desi membuatku makin panas-dingin dengan gerakan tangannya kemudian yang memelintir-melintir sendiri putingnya sambil meliuk-liuk.

“ Kamu pasti mau inikan Ndi ??? ujar Desi menggodaku.

“ Iya Bos.. aku mau banget... please kasih aku Bos,? pintaku menyambung.

“ Ayo jilatin kalau kamu mau !!!! perintahnya sambil tiba-tiba menyodorkan buah dadanya ke depan.

“ Srusup… Srusup… Srusup…? lidahku menjilat-jilat putingnya dengan ganasnya bak makan buah simalakama.

Bersamaan dengan itu Desi menurunkan tubuh mungilnya sehingga batang kemaluanku yang makin tegak mengeras terbenam ke dalam lubang kemaluannya. 

“ Ahhhhhh…. Sssshhhhgg… Ahhhhh… , “ desah kami hampir bersamaan merasakan nikmat yang penuh sensasi ini. 

Tubuhnya bergoyang hebat seirama dengan membabi butanya bibir dan mulutku menjelajah kedua bukitnya yang berguncang-guncang bebas. Keringatnya yang deras di situ makin melicinkan jalannya bibirku berpindah-pindah di kedua bukitnya.

“ Ndi, Ayo gigit payudaraku... dan isep sepuas kamu !!! perintahnya lagi sambil meluruskan kedua tangannya berpegangan pada ujung atas kursiku.

Gerakan pinggulnya yang kadang berputar kadang naik-turun membuat batang kemaluanku bagai dikocok dan terasa semakin licin menembus lubang kemaluannya dari bawah. Ketika goyangannya makin cepat, kembali mendadak Desi menghentikan gerakannya dan mengangkat tubuhnya buru-buru. 

“ Stopppp… Aku mau ganti posisi lain Ndi,” katanya cepat sambil membuka ikatan tanganku, lalu naik ke tempat tidur dengan posisi merangkak.

Pantatnya yang putih mulus menungging di hadapanku membuatku berinisiatif menciumi bongkahan pantatnya bersamaan dengan kubukanya kedua pahanya lebih lebar dengan tanganku yang sudah bebas. Desi tak tahan, apalagi waktu kujilat panjang berulang-ulang di sepanjang belahan pantatnya.
“ Cepat masukkin Penis kamu, “ teriaknya yang menahan geli.

Segera kuhujamkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya dari belakang. Desi meronta-ronta kenikmatan waktu gerakan memompaku makin cepat, apalagi dibarengi kedua tanganku yang begerilya meremas-remas buah dadanya di depan. Kembali Desi tak tahan, dan dia menginginkan permainan ini diakhiri dengan posisi berhadapan. Tubuhnya membalik dengan cepat dan menjepitkan kedua kakinya di pinggangku. Dengan cepat kupompakan batang kemaluanku yang disambut kembali dengan goyangan pinggulnya yang seksi. Desi lalu melepaskan jepitan kakinya dan menaruh ujung kakinya di kedua bahuku.

“ Gunakan mulutmu.. ciumi apa yang ada padaku !!! “ perintahnya sambil tersengal-sengal kenikmatan.

“ Iya bos siap laksanakan,” jawabku lagi sambil meraih kedua kakinya yang indah itu ke wajahku dan kujilat-kujilat dengan lahap telapak kakinya.

Goyangan pinggulnya menjadi semakin menggila mengikuti kegelian di kakinya. Sementara posisi batang kemaluanku yang masuk tegak lurus ke liang kemaluannya membuatnya makin mendekati klimaks. Benar saja, Desi melebarkan pahanya tiba-tiba dan menarik tubuhku ke arahnya.

“ Ahhhh…. Ahhhhhh… Lebih cepat Ndi… entot aku lebih cepat… sssshhhhgggg… ayo ndii…. Ssgghh … ahhh…!!! “ perintahnya yang segera kuikuti dengan hujaman batang kemaluanku yang makin dalam dan cepat dibarengi dengan mulutku yang kini mendarat di buah dadanya kembali.

“ Ahhhh… enak Ndi … ahh.... ahhhh.. “ teriak Desi bersamaan dengan tubuhnya yang melengkung ke atas menandakan kenikmatan tiada tara.

Lalu Desi yang mengetahui aku belum mencapai klimaks dia langsung meraih batang kemaluanku dan mengocoknya Penisku dengan cepat menggunakan tangan halusnya,lalu,

“ Ndi… Aku mau Sperma kamu dikeluarkan dimulutku yaaa…!!! kata Silvy sambil membuka bibirnya yang sensual itu tepat di depan batang kemaluanku.

“ Sssshhggg … Ahhhhh… Iya bos iya, ahhhhh “ jawabku tersengal-sengal menahan nikmat.

Kemudian berbarengan dengan menyemburnya cairan dari ujung batang kemaluanku yang langsung memenuhi mulut dan wajah Desi. Tak Cuma berhenti disitu saja. Desi kemudian menjilat-jilat sisa cairan di sepanjang batang kemaluanku, memainkan lidahnya di ujung kepalanya, dan diakhiri kuluman lembut dengan memasukkan dalam-dalam batang kemaluanku ke mulutnya yang membuatku bagai terbang di awan. Setelah telah kukeluarkan Spermaku di dalam mulutnya, lalu aku berkata pada Desi,

“ Des, Kamu jadi bosku terus aja yah, hhe… ? kataku sambil mengecup bibirnya lembut setelah kami beristirahat.

“ Loh kog gitu emang kenapa Bos… ??? kamu ketagihan ya Bos sama permainan tadi ??? kalo gitu ciumin lagi tubuhku sebelum masa jabatanku berakhir, hahaha? uajarnya padaku yang kali ini agak manja dan sedikit menggoda,

“ Saya terima printah Bos dengan senang hati dan hati yang lapang, hha? jawabku sambil mulai menjilati kembali tubuh bugilnya yang mulus dan menelentang pasrah itu tanpa ada yang terlewatkan.

Singkat cerita kamupun terkulai lemas dan tertidur pulas. Kami tertidur pulas tanpa sehelai benangpun. Dan selesailah permainan Peran Bos dan anak buah yang kami mainkan di hari itu. Dipagi harinya kamipun mandi dan segera berkemas-kemas untuk pulang kerumah masin-masing untuk meneruskan istirahat. Pada Hari Seninnya kamipun kembali masuk kerja, pagi-pagi di kantor, kami bertemu saling memandang sejenak lalu tertawa bersama. Selesai.